Friday, September 16, 2016

Cara mendidik anak laki-laki sesuai ajaran islam


Cara mendidik anak  - Anak adalah generasi penerus anda sekaligus generasi penerus bangsa dan agamanya. Untuk itu harus benar dalam mendidik anak agar bisa bermanfaat buat orang tua, agama, dan negaranya. Dan berikut ini adalah contoh cara mendidik anak yang sesuai dengan ajaran islam. Silahkan di simak dan semoga bermanfaat.

Cara mendidik anak laki-laki sesuai ajaran islam

Cara mendidik anak laki-laki sesuai ajaran islam


1. Perhatikan kesehatan anak anda
Banyak orang yang melalaikan hal ini. Sebaiknya orang tua selalu merawat anak meskipun anak tersebut terkena penyakit, terlahir dalam kondisi yang tidak sempurna, atau yang lainnya.

2. Ingat kebaikan anak anda
Berterima kasih dan mengingatkan anak akan kebaikan tersebut merupakan hal yang baik, sehingga anak tergerak untuk berbakti, berlaku baik dan melajutkan kebaikan tersebut.

3. Memohonlah pertolongan dari allah agar dapat mendidik anak dengan benar
Apabila allah menolong seorang hamba dalam mendidik anak-anaknya, dengan meluruskan dan melimpahkan taufik kepadanya, niscaya ia akan beruntung dan begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, sekuat apapun usaha kita tidak akan berhasil dalam mendidik anak bila tanpa pertolongan allah. Jadi, jangan pernah sehari pun terlewati tanpa memohon pertolongan allah dalam mendidik anak.

4. Selalu berdo’a untuk kebaikan anak anda
Do’a orang tua merupakan salah satu do’a yang mustajab, maka bagi anda yang sudah menjadi orang tua harus berhati-hati dalam mendo’akan anaknya. Seburuk apapun perangai anak, sebaiknya tetap mendo’akan kebaikan untuknya.

5. Memberi nama yang baik kepada anak anda
Sudah menjadi tugas orang tua untuk menamai anaknya dengan nama yang baik, serta menjauhkan diri dari memberi nama dengan nama yang terlarang, yang menginspirasikan keburukan. Dan orang tua hendaklah memberi julukan anak dengan kata-kata yang baik yang mengandung makna positif.

6. Tanamkan keimanan dalam jiwa anak anda
Hal ini merupakan kewajiban bagi orang tua untuk bersungguh-sungguh memperhatikannya. Misalnya dengan mengajarkan dua kalimat syahadat kepada anak sejak kecil agar mereka mampu lafalkan dan menghafalnya. Kemudian orang tua juga mengembangkan kecintaan kepada allah di dalam hatinya, sehingga anak tahu siapa tuhannya.

7. Jauhkan anak anda akhlak tercela
Orang tua hendaknya menanamkan agar anak-anak agar membenci sifat-sifat yang tercela seperti dusta, khianat, iri, dengki, dan lain sebagainya. Sehingga anak tumbuh dengan kebencian terhadap sifat-sifat tersebut dan menjauhinya.

8. Berikan pendidikan serta keteladanan
Orang tua yang baik hendaklah menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik dalam hal sifat, sikap, maupun kebiasaan lainnya yang positif. Sebagai contoh orang tua menunaikan shalat di hadapan anak sehingga anak mempelajari shalat secara praktik dari orang tua. Cara mendidik anak yang paling baik adalah dengan contoh dan teladan yang baik dari orang tua serta orang-orang disekitarnya.

10. Biasakan anak anda bangun di akhir malam
Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa contoh dari orang tua, karena biasanya seorang anak akan mau melakukan sesuatu bila orang tuanya juga  bersama-sama melakukan hal tersebut. Meskipun tidak rutin setiap malam minimalnya ada satu waktu bangun bersama di akhir malam untuk melaksanakan shalat malam dan amalan lainnya, agar anak terbiasa melakukannya pada saat dia dewasa nanti.


Pendidikan anak umur 3 tahun yang benar

Pendidikan anak umur 3 tahun baiknya lebih mengutamakan pada kemampuan bersosialisasi anak. Ajak anak berkenalan dengan teman sebayanya, ajari ia untuk selalu berbagai kepada teman-temannya atau orang yang membutuhkan. Berbagi dapat mengasah rasa empati anak kepada orang lain. Ia jadi lebih mudah peka terhadap perasaan orang lain sehingga anak tidak akan tumbuh menjadi orang yang egois. Setiap mendapatkan hadiah atau bantuan dari orang lain, jangan lupa untuk ajarkan anak mengucapkan terima kasih. “terima kasih”, “maaf”, dan “tolong” merupakan tiga kata penting yang harus ditanamkan orang tua pada anak sejak dini.

Kewajiban orang tua yang harus dipenuhi adalah memastikan bahwa sang buah hati tercukupi kebutuhan gizi dan kasih sayangnya. Gizi memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Vitabumin, suplemen yang dibuat khusus untuk anak-anak, mengandung bahan-bahan alami seperti madu, temulawak, pegagan, serta ekstrak albumin ikan gabus yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta nafsu makan anak sehingga si kecil akan selalu sehat dan kuat. Vitabumin dapat membantu anak untuk lebih konsentrasi dalam belajar di samping dapat juga berperan sebagai obat yang mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan anak dari mulai batuk pilek hingga gangguan pernafasan dan pencernaan. Sertakan vitabumin dalam proses tumbuh kembang anak untuk menyempurnakan cara mendidik anak usia 3 tahun.
 
Anak merupakan amanah orang tuanya. Untuk itu kita sebagai orang tua harus bisa mendidik anak menjadi anak yang baik dan soleh. Tapi kenyataannya tidak jarang sebgai orang tua salah kaprah dalam mendidik anak, sehingga masa depan sang anak menjadi tidak baik. Nah berikut ini merupakan berbagai kesalahan dalam mendidik anak. Silahkan di baca dan pastikan anda tidak menerapkan cara demikian dalam mendidik anak anda.


Kesalahan dalam medidik anak




Berikut ini merupakan berbagai bentuk kesalahan yang sering dilakukan dalam mendidik anak. Sebagai  orang tua wajib mengetahui hal ini

[1]. Anak menjadi rasa takut dan minder

Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut : takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu, jin dan lain-lain.

Dan yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.


[2]. Anak  menjadi sombong, dan penakut

Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, karena ia tahu, jika allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.


[3]. Anak-anak jadi terbiasa hidup mewah.

Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.


[4]. Memanjakan  anak

Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.

Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.


[5]. Terlalu keras dalam mendidik anak.

Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.


[6]. Pelit pada anak

Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Naa’udzubillah.

[7]. Tidak menyayangi anak.

Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.


[8]. Kebutuhan jasmani saja yang di urusi

Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.


[9]. Terlalu percaya pada anak

Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.

Demikianlah berbagai kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang biasanya kita tidak menyadari bila telah melakukannya. Dan berikut di bawah ini adalah tips bagaimana mendidik anak yang bandel

Tips mendidik anak nakal dan bandel


Diperlukan kesabaran dan usaha serta kerja keras yang ekstra untuk terus mengajarkan dan mendidik mereka menjadi seseorang yang penurut dan patuh pada semua perintah baik yang diberikan orangtuanya. Banyak orangtua yang dibuat pusing dalam mendidik anak yang bandel dan nakal, jika berpergian dan membawa serta buah hati mereka ke tempat yang baru,  mereka akan dengan mudah berpergian kesana kemari dan berlari hilir mudik serta mengganggu oranglain dan sewaktu kita tegur dan dinasihati mereka akan malah berbalik menangis tidak terima atau bahkan menyerang kita dengan pukulan dan lain sebagainya.

Ketika hal ini terjadi, bukan hanya anda yang akan merasa kerepotan, namun juga saat anak meronta-ronta dihadapan umum ini akan membuat ibu merasa malu dan sulit mengendalikan mereka sehingga pada akhirnya kita seringkali dibuat jengkel dan frustasi dan hal yang paling ditakutkan adalah khilaf dengan menyakiti anak kita sendiri.

Jika kita melihat banyak kasus saat ini, dalam praktiknya banyak sekali orangtua yang tidak sabar mengadapi dan mengendalikan anak yang nakal dan mereka cenderung melakukan kekerasan sebagai solusi untuk mengendalikan dan mengontrol anak yang nakal. Lantas benarkan cara tersebut dianggap sebagai solusi terbaik dalam menghadapi anak yang nakal? Ampuhkah dengan menggunakan jalan kekerasan mampu mendisiplinkan dan membuat anak yang nakal menjadi penurut dan patuh? Jawabannya tentu saja tidak.

1. Tidak menyebut  "nakal" pada anak kita

Sewaktu anda sering mendapati anak anda sulit sekali diatur dan seringkali rewel sewaktu diberikan nasihat dan pengertian, maka jangan terburu-buru memberikan mereka predikat 'anak nakal', 'anak bandel' dan lain sebagainya. Tahukah anda, predikat nakal yang anda berikan pada mereka akan membuat mereka tidak percaya diri dengan lingkungannya. Selain itu, predikat yang terlanjur anda berikan pada anak ini akan membuat mereka seperti diberikan sebuah label yang terus melekat dalam diri mereka sehingga membuat mereka merasa sia-sia saat mereka menjadi anak yang baik.

Daripada menghakimi dan memberikannya predikat demikian, ada baiknya jika sewaktu anak melakukan kesalahn segera dekati anak anda dan pegang pundaknya lalu berikan mereka pengertian untuk tidak melakukan kesalahan tersebut karena hal tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji. Jangan lewatkan berikan tatapan mata pada anak anda dan buatlah mereka berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut.

2. Pastikan anda jadi contoh yang baik

Ketika anda mengharapkan anak anda bisa tumbuh dan menjadi seorang anak dengan perilaku yang bersahaja dan baik, maka perbaiki terlebih dahulu sikap kita dan jadilah contoh yang baik untuk mereka. Pelajaran paling jitu yang bisa diberikan pada anak tidak hanya terbatas pada teori dan nasihat, namun juga harus dibarengi dengan praktik dan kenyataan. Selain itu, anak-anak umumnya akan meniru apa yang mereka saksikan. Jika perbuatan dan perilaku kita tidak sesuai dengan norma yang berlaku maka jangan heran jika anak anda bisa sangat nakal dan sulit diatur.

3. Bersikap yang lembut pada anak

Saat anak melakukan kesalahan apalagi perbuatan tersebut dilakukan didepan umum yang membuat kita malu, rasanya kita ingin sekali memarahi mereka. Namun, sebagai orangtua yang baik, tidak seharusnya kita melampiaskan amarah seketika ditempat yang sama apalagi disaksikan banyak orang. Kesalahan yang diperbuat anak anda bisa mungkin adalah ketidak sengajaan yang membuat mereka khilaf, untuk itu kendalikan amarah anda dan tanyakan pada mereka mengapa hal tersebut bisa sampai mereka lakukan. Setelah itu, baru berikan nasihat dan sampaikanlah dengan lembut. Anak anda bisa jadi merasa malu dan bersalah dengan masalah yang ia buat, untuk itu jangan perparah penyesalannya dengan caci makian anda yang akan membuat mereka semakin tertekan.

4. Wajib berikan sanksi yang tegas

Cara lain dalam menghadapi dan mendidik anak yang bandel dan nakal agar menjadi seseorang yang penurut dan patuh adalah dengan menetapkan aturan untuk membatasi perilaku anak-anak. Selain itu, berlakukan sanksi yang tegas untuk mereka. Namun tentunya tidak dengan menggunakan cara kekerasan yang akan menyakiti anak dan membuat mereka berada dalam bahaya. Misalkan ketika anda memberlakukan peraturan jam belajar dari jam 7 sampai jam 8,  sementara anak anda sibuk bermain game di komputernya. Maka berikan ia sanksi seperti mengambil komputernya dan tidak mengizinkan ia bermain game sampai waktu belajar dimalam hari diselesaikannya. Dengan begini anak akan dengan perlahan menyelesaikan kewajibanya sebelum mengambil hak-haknya.

5. Pastikan anda menjadi orangtua yang konsisten

Berhentilah memberikan toleransi pada anak-anak sewaktu aturan yang anda terapkan dilanggarnya. Semakin banyak toleransi yang anda berikan akan membuat anak lebih leluasa melanggar semua peraturan yang telah anda buat untuk mereka. Dengan begitu mereka akan cenderung menjadi pembangkang dan sulit diatur.

Untuk itulah, cobalah menjadi orangtua yang konsisten pada semua perturan yang anda perbuat. Dengan ketegasan dan sifat konsisten pada diri anda akan membuat anak segan untuk melanggar peraturan yang anda buat karena ada sanksi yang harus mereka tanggung untuk semuanya.

Pada intinya, diakui atau tidak, penyebab anak menjadi penurut atau bahkan menjadi nakal sedikit banyak dipengaruhi oleh campur tangan orangtua dalam menerapkan pola asuh pada anak. Untuk itu, pola asuh ibu dalam mendidik anak akan menentukan karakter mereka.


Silahkan di coba berbagai cara mendidik anak laki-laki yang telah kami jabarkan di atas. Selamat mencoba, dan semoga anak anda menjadi anak yang soleh